Kamu meminjamkannya di saat waktumu kosong,
Dijadikan umpan untuk hati yang lain.
Merayakannya bagaikan pesta besar ketika dapat,
Dirimu kembali dalam keadaan yang kosong.
Tak ada kabar dari janji manismu yang dulu,
Ketika meminjamkan hati ini.
Jika telah melunasinya, Nanti malam akan aku bergegas ke rumahmu.
Terima kasih atas tempat tidurmu, Maaf jika malam itu kamu tidak merasakan klimaks atas kenikmatan yang aku berikan.
Biarkan kamu merasa tenang dengan kenyamanan yang diberikan oleh orang lain.
Hati ini mulai bersuara.
Surga memahami kata-katanya,
Surga memahami kenapa ia bersuara seolah tanpa hati.
Meski bumi selalu menyiksanya,
Dan ingin memberinya neraka.
Melupakan bahwa surgalah pemilik bagi nasib.
Aku belajar dari kesalahan,
Untuk memberi sebuah harapan.
Menyesal dengan kepercayaan atas ekspektasi yang dimilikinya.
Tak mau lagi meminjamkan hati ini,
Pada dunia yang lupa fungsi dari hati ini.
Kesabaran hati di atas bumi yang tak adil,
Bersembunyi di dalam kegelapan,
Di balik bayangan-bayangan yang lain.
Matahari ngamuk,
Meruntuhkan semuanya.
Menimbulkan hal baru,
Hingga menghancurkan hati ini tanpa sisa.
Kamu siapa?
Siapa saja dirimu,
Tak peduli meski aku kenal,
Takkan aku biarkan hati ini untukmu.
Akan aku berikan padamu melalui Tuhanku,
Yang setia atas segala waktuku.
A Dreamer, 28 Februari 2021.
Comments