Setelah aku berfilosofi, aku mempertanyakan pada dunia, kenapa harus ada kata perpisahan? Rasanya ingin membenci kata perpisahan ini, tapi aku tak mampu tuk hadapi sendiri.
Siang ini aku duduk memirsa pohon pohon tua, Daunnya gugur , Terpisah dari dahan yang telah cukup lama menjaganya, Dan pohon pun masih sanggup tegap, Sungguh aku membenci perpisahan.
Mengingat pesan-pesanmu seolah aku selalu dihantui ketakutan yang begitu deras, sehingga pintu logikapun tertutup serta jendela-jendelanya.
Jika manusia itu terbuat dari tanah , Percayalah aku adalah tanah yang paling subur, Cinta yang kau tanam kemarin sudah mulai tumbuh mekar , Siapa yang akan menyiramnya nanti ? Aku tak mau mati.
Aku tau kau bukan maha pengasih lagi maha penyayang , Dan aku tak berharap lebih sayang, Aku hanya ingin kau baik baik saja disana, Dan aku pun baik baik saja disini.
Semoga tuhan mempertemukan kita kembali secepatnya, Sehingga kau bisa menjadi anak dari ibuku dan aku juga menjadi anak dari ibumu nanti, Aku hanya ingin kita berakhir di telapak kaki yang sama.
Bandung, 13 Juni 2020.
Follow link :
Contact via the Following Email :
Comments