Skip to main content

RAGU MEMBUNUH PELUANG

Sabar, makna secara general yang dapat dipahami oleh masyarakat adalah kunci sebuah kesuksesan, akan tetapi di sisi lain sabarpun tetap saja ada batas ambangnya.

Kali ini bukan lagi kita bahas mengenai idealnya makna dari kata sabar, melainkan relevansi dan momentum penggunaan kata sabar tersebut. Lebih tepatnya kata yang pas untuk saat ini adalah kebijaksanaan, karena sebagai insan yang identik dengan kata sosial maka beranilah untuk mengukir sejarah dalam perjalanan hidupnya, selagi masih merasakan indahnya pemandangan di dunia yang fana ini.

Sabar bukan hanya sebatas konseptual belaka, tapi tindakanlah sebagai aktualisasi dari kata sabar tersebut, maka mulailah bertindak untuk mengambil keputusan demi masadepan yang cerah.

Sabar akan selalu dilandasi dengan logika, karena kadang kala jika hadirnya rasa cinta maka ia akan menutupi pintu logika dengan sendirinya tanpa disadari oleh kita. Kenyataan kadang mengantarkan kita ke dalam konsep yang nihil akan esensinya, melainkan menahan pesatnya arus hawa nafsu duniawi sehingga kita melupakan hal-hal yang akan menyelamatkan kita di dunia akhirat kelak nanti.

Rasa adalah sesuatu hal yang ada dan terdapat di setiap manusia di muka bumi ini, terkadang rasa mengantarkan kita kepada dunia dilematis. Aku tidak begitu yakin, tapi ku rasa, perasaan ini sama dirasakan oleh tiap insan, bingung serta ragu karena tak tau cara yang tepat tuk menyampaikan tentang perasaan yang telah lama tertahan.

Kata Kahlil Gibran, ketika cinta memanggil, ikutilah dia, walaupun jalannya sulit dan terjal. 
Begitu juga, ketika sunyi memanggilmu dengan alasan menemukan kalimat. Curilah satu kalimat, untuk bertahan hari ini.

Kepada awan yang murung, manusia yang mudah bosan. Hari ini, hujan menghasilkan sungai.

Di kota, ada rintik yang ingin buru-buru 
mengusir debu. Di kota ini, ada gerimis yang sedang jatuh. Apakah itu kesengajaan, atau pantas sebagai sebuah niat.

"TAPI KAMU AKAN TETAP ADA DAN TIDAK PERGI..."


Bandung, 02 Juli 2020.




Comments

Popular posts from this blog

HADIR TAPI TAK PERNAH ADA

Perjalanan merupakan metode atau gerakan untuk menuju dan mencapai suatu ekspektasi yang diimpikan oleh seseorang. Begitupun kehadiran adalah adanya seseorang pada suatu tempat dan dapat dilihat oleh manusia.  Inkonsistensi sebagai perantara dalam mengantarkan kita dari satu tempat ke tempat yang lain ketika tidak dapat persesuaian antara ekspektasi dan realita. Lupa merupakan sifat alamiah manusia yang tak bisa dihindari oleh siapapun, sehingga bumbu-bumbu kehidupanpun dapat dilupakan ketika kedatangan membawa berita yang kredibel dan terpercaya, meski nihil akan maknanya. Impian yang setinggi langit mengundang rasa lebam yang tak terhindar, kesadaran adalah pahlawan di kala semakin mendekatnya rasa lebam. Begitu mudah manusia mengikat harapannya kepada sesama melainkan Tuhan sebagai pemiliknya. Dasar semua insan mengikat harapan terhadap sesama adalah treatmentnya yang bagaikan gula ketika dicicipi. Nyerah ketika kita membandingkan apa yang didapati dengan yang kita inginkan. Mat...

HANOIN

Na realidade, destinu ema moris nian mak nia hanoin rasik. Karik nia jere diak nia hanoin, mak nia sei moris ho kontenti. Ita ema nia inimigu nebe makaas mak hanoin. Amigo nebe diak liu mos mak hanoin.  Tamba nee jere no kuida diak hanoin. Moris ho hakmatek ba hodi nunee bele jere no kuida diak hanoin nee. Fuan nebe diak mak hanesan toos. Hanoin nebe diak mak Ai-hun, Liafuan nebe diak mak nia funan, Hahalok nebe diak mak nia fuan. Laiha ida nebe iha mundu nee infinitu. Tamba nee, Wainhira hetan problema ida hasoru no labele triste demais. Nunee mos wainhira ita iha kondisaun Kontente nia laran, Aproveita no agradese, Labele haluhan án. Tau iha hanoin, katak saida deit mak ita hasoru loron ohin, Buat hotu sei sai pasadu... Tamba nee, Nafatin malirin iha fatin nebe manas, Nafatin midar iha kondisaun nebe moruk, Nafatin sente kiik mezmu sai ona ema boot no Nafatin kalma mezmu hasoru ondas nebe boot. Buat hotu nebe iha mundu nee laiha ida mak infinitu, exeptu non-infinitu nee rasik... ...

HATI INI

Kamu meminjamkannya di saat waktumu kosong, Dijadikan umpan untuk hati yang lain. Merayakannya bagaikan pesta besar ketika dapat, Dirimu kembali dalam keadaan yang kosong.   Tak ada kabar dari janji manismu yang dulu, Ketika meminjamkan hati ini.   Jika telah melunasinya, Nanti  malam akan aku bergegas ke rumahmu. Terima kasih atas tempat tidurmu, Maaf  jika malam itu kamu tidak merasakan klimaks atas kenikmatan yang aku berikan. Biarkan kamu merasa tenang dengan kenyamanan yang diberikan oleh orang lain.   Hati ini mulai bersuara.   Surga memahami kata-katanya, Surga memahami kenapa ia bersuara seolah tanpa hati.   Meski bumi selalu menyiksanya, Dan ingin memberinya neraka. Melupakan bahwa surgalah pemilik bagi nasib.   Aku belajar dari kesalahan, Untuk memberi sebuah harapan.   Menyesal dengan kepercayaan atas ekspektasi yang dimilikinya.   Tak mau lagi meminjamkan hati ini, Pada dunia yang lup...