Hati tak pernah ragu untuk mencintai dan dicintai, tapi harapan kadang terlalu mahir tuk melukai. Dua manusia yang bermimpi tuk menjalin hubungan selayaknya semut kepada gula yang saling dipertemukan karena takdir.
Dinding pertemanan yang telah lama terbentuk menjadi batas untuk berekspresi, semua akan segera mereda, semoga.
Pada akhirnya segala upayamu hanya akan dianggap lelucon, wajah menjadi penentu kesuksesan, tokoh utama dilihat dari betapa good looking, karena sejahat apapun seorang good looking mereka hanya akan dianggap sebagai malaikat.
Aku tidak berteriak secara sarkas, aku tidak iri karena wajah biasa, aku hanya berkomentar, aku adalah manusia dan dia adalah manusia. Karena manusia itu sama secara hak dan kewajiban, katanya manusia memiliki derajat yang setara, katanya.
Tetap dengan perlakuan yang terasa berbeda di terik panasnya mentari, sosok good looking kan diberi payung untuk berjalan sambil berteduh, sosok yang selalu menjadi prioritas, sosok yang dijadikan alasan untuk mencinta, betapa baiknya manusia bisa dilihat dari seberapa good looking.
Seakan kata 'sama' hanyalah sebuah mitos, sebagai penenang dari mimpi buruk. Pada akhirnya setenang apapun raga, mimpi buruk takkan pernah pudar.
Saat dimana keadaan menuntut, tapi jiwa tak sanggup tuk menghadapinya. Dunia tertawa, jiwa berada pada titik dimana tak ada yang peduli. Hanyalah keadaan yang mampu melihatnya.
"Bukan nyerah, tapi istirahat sejenak untuk melanjutkan apa yang telah dimulai".
A Dreamer, 22 - 02 - 2022.
Comments