Secara harfia Manusia adalah hewan
yang berakal atau berbudi, hal ini yang membedakan manusia dengan hewan-hewan
yang lainya. Di sisi lain manusia juga merupakan sebuah kombinasi dari beberapa
unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
Nilai adalah rujukan dan keyakinan
dalam menentukan pilihan. Pengertian tersebut merupakan kesimpulan dari
beberapa pengertian tentang nilai yang lainya, dimaksudkan sebagai takaran
manusia sebagai pribadi yang utuh atau nilai yang berkaitan dengan konsep benar
dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat tertentu.
Nilai kemanusiaan adalah nilai
mengenai harkat dan martabat manusia. Manusia merupakan makhluk yang tertinggi
di antara makhluk ciptaan Tuhan sehingga nilai-nilai kemanusiaan tersebut mencerminkan
kedudukan manusia sebagai makhluk tertinggi di antara makluk-makhluk lainnya.
Seseorang mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi menghendaki masyarakat
memiliki sikap dan perilaku sebagai layaknya manusia. Sebaliknya dia tidak
menyukai sikap dan perilaku yang sifatnya merendahkan manusia lain.
Nilai budaya merupakan nilai yang ada dan berkembang di dalam masyarakat. Koentjoroningrat adalah seorang antropolog Indonesia dalam bukunya yang berjudul "Javanese Culture" mengemukakan bahwa nilai budaya itu adalah tingkat pertama kebudayaan ideal atau adat. Nilai budaya merupakan lapisan paling abstrak dan luas ruang lingkupnya. Jadi, nilai budaya adalah suatu yang dianggap sangat berpengaruh dan dijadikan pegangan bagi suatu masyarakat dalam menentukan seseorang berperikemanusiaan atau tidaknya.
Multikulturalisme adalah suatu hal
yang meliputi pemahaman, apresiasi, dan penilaian budaya seseorang, serta
penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis dari orang lain. Bhikhu
Parekh Seorang penteori politik dari Britania Raya dalam bukunya yang
berjudul "Rethinking Multiculturalism" mensegmentasikan
multikulturalisme dalam tiga komponen, yakni kebudayaan, pluralitas kebudayaan,
dan cara tertentu
untuk merespons pluralitas
itu. Multikulturalisme bukanlah
doktrin politik pragmatik, melainkan
cara pandang kehidupan
manusia. Karena hampir semua negara di dunia tersusun dari aneka ragam
kebudayaan-kebudayaan artinya perbedaan menjadi asas-asanya dan gerakan
manusia dari satu
tempat ke tempat
lain di muka
bumi semakin intensif, maka multikulturalisme itu
harus diterjemahkan ke
dalam kebijakan multikultural
sebagai politik pengelolaan
perbedaan kebudayaan warga negara.
Di era kontemporer atau abad 21 ini sering terjadinya berbagai konflik di mana-mana khususnya di Indonesia
dikarenakan minimnya pemaknaan atas definisi dari multikulturalisme itu
sendiri. Sehingga pada akhirnya sebagai manusia yang berakal dan berfikir
konstruktif mulai mempertanyakan makna dari slogan "memanusiakan
manusia" itu, bahwa apakah slogan tersebut telah diaktualisasikan oleh
kita sebagai insan yang sempurna di muka bumi ini? Dan apa sebenarnya makna
dari istilah "Kemanusiaan" itu sendiri?
Beberapa minggu yang lalu tepatnya
pada tanggal 3 April 2021 terjadi sebuah bencana yang melanda sejumlah
masyarakat di NTT (Nusa Tenggara Timur) dan korban dari bencana tersebut
sekitar 174 jiwa yang hilang nyawanya dan sekitar 48 orang yang belum ditemukan
keberadaannya hingga saat ini.
Melihat kejadian tersebut pada
akhirnya bisikan nurani mulai berteriak di dalam hati beberapa Mahasiswa yang
mencari Ilmu dan arti dari kehidupan di tanah rantau untuk bergerak mencari
bantuan dan kontribusi kecil-kecilan dari kontribusi materi maupun imateril di
rantau.
Kesadaran akan fungsi dari Mahasiswa
itu sendiri dan makna dari nilai kemanusiaan akhirnya membuat kumpulan dari
berbagai mahasiswa seperti, IKMB (Ikatan Keluarga Malaka Bandung), Medan,
Maluku, Maluku Utara, Papua, Kalimantan, Manado, Toraja, SOS (Solidarity Of
Sultra), NTT (Nusa Tenggara Timur), Indramayu, Padang, Timor Leste dan
teman-teman Mahasiswa lain yang tidak sempat penulis sebut satu persatu
bergerak melakukan AKSI GALANG DANA di KOTA BANDUNG untuk mencari bantuan agar
bisa kirim ke korban bencana yang ada di NTT.
Selama dua minggu berjalannya AKSI
GALANG DANA yang dilakukan di KOTA BANDUNG alhirnya dana bantuan yang terkumpul
sekitar RP. 11.300.000 lebih dan sebagian dana yang telah terkumpul telah
dikirimkan ke NTT dan telah diterima oleh para korban bencana yang ada di NTT.
Dari fakta yang di atas, yang dapat
dianalisis oleh penulis adalah bahwa terintegrasinya berbagai Mahasiswa yang di
atas tiada lain dan tiada bukan adalah atas dasar "kemanusiaan".
Berbicara nilai kemanusiaan dan multikulturalisme itulah yang menyatukan
seluruh manusia di muka bumi ini, maka dari itu sebagai mahasiswa yang
berfungsi sebagai social control dan penyambung lidah masyarakat tetap
konsisten jangan lelah dalam mengaktualisasikan fungsi dari mahasiswa itu sendiri.
Marc Silva, Bandung 18
April 2021.
Comments